Selasa, 24 Desember 2013

Blangkon

" Sampean kayong mandan mambu menyan.."

Kira-kira begitu salah seorang teman di FB,mengomentari foto profilku yang memakai blangkon beberapa waktu yang lalu..
Ternyata blangkon bagi sebagian orang mempunyai imej sendiri, berkonotasi kurang baik..

Pun demikian ketika ada sinetron atau film yang berbau horor, ketika harus ada adegan yang menampilkan blangkon, terkadang blangkon diidentikan dengan orang pinter (tanda kutip), orang sakti paranormal,dukun pelet,dukun santet lah dengan background kepulan asap menyan...

Menurut saya ora pas jan2e..sebab paranormal seperti Ki Joko Bodo meski berambut panjang dan göndrong, kalau tampil di TV jarang atau bahkan tidak pernah memakai blangkön..


Beberapa waktu yang lalu seperti di lansir detik.com, di Bandung diadakan tema Rebo Nyunda, atau setiap hari Rabu warga Bandung disarankan menggunakan bahasa Sunda.Memakai iket sunda untuk laki-laki..
Sebagai orang jawa yang hampir separo umur lebih tinggal di Bandung meski di kelas bawah, saya pun jadi kagum.


Sejenak jadi teringat blangkon yang pernah saya beli di kampung halaman, waktu mudik 4 tahunan yang lalu..

Kenapa saya kepengin punya blangkon waktu itu , saya sendiri tidak tahu..filosofi blangkon pun saya tidak paham , dipakai pun sesekali, ketika bebersih atau beberes ,sambil mendengarkan suara merdunya Alm. Manthou's CsGk..Nyidam Sari, Bengawan Sore,Sinom Parijotho dll.. Menenangkan nurani_
Atau mungkin saya cuma sedang butuh teman..

Disaat sedang dirumah, ketika anak dan istri berkomunikasi memakai bahasa sunda begitu fasìhnya..saya mlongo dan merasa sendiri,
Seolah tidak percaya sekaligus kagum, anak saya masih kelas 5 SD yang setengah dari tubuhnya mengalir darah jawa tulen,ngapak bin medok ,dari bapaknya.,begitu lepas bercengkerama dengan ibunya dalam dialek sunda..begitupun ketika dengan teman-temanya baik dirumah maupun di sekolah..

Sedangkan bapaknya sendiri yang sudah dua setengah windu mengenal basa sunda, kecletot2 terus kalau berbicara dengan urang asli sunda.

Kembali lagi
Mungkin saya sedang butuh teman
Atau mungkin malah terinspirasi oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, kalau melihat foto walisongo., cuma Kanjeng Sunan Kalijaga yang tetap memakai blangkon dan pakaian jawa..,

Kadang suka timbul pertanyaan dalam hati , Kenapa beliau berbeda dengan delapan wali yang lain ,tetap memakai blangkon dan pakaian jawa., Apakah maknanya...

Apakah tujuannya...
Saya yakin ada, cuma Tuhan dan Sunan Kalijaga sendiri yang tahu, atau mungkin Anda tahu..?





Bandung, 24 Desember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Universitas Kehidupan

Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas. Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita ...